sungai yang temaram di suatu sore
itukah sepenggal kata yang kau sebut musik?
sedangkan hiruk pikuk para nelayan
berebut sirip ikan masih saja
bertebaran di relung-relung hati?
Aku benar-benar tak tahu,
dimana jiwa yang terpasung dimatamu
seperti bara
memerah dalam gelora
jiwa yang membahana
kawanku, masih sempatkan kau lihat
buliran air mata yang tak lagi bisa menitik
akibat keringat yang menelan mereka
selalu
di pagi dan petang
waktu sungai yang temaram
semakin menggigil ditelan malam
Rabu, 29 Oktober 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar